Permasalahan Dalam Organisasi Perusahaan


     Dalam organisasi perusahaan, karyawan merupakan komponen penting yang memiliki peranan dalam siklus hidupnya perusahaan. Bila motivasi karyawan menurun maka akan berbanding lurus dengan produktifitas karyawan, sebaliknya bila karyawan termotivasi untuk berkarya lebih baik, maka produktifitas karyawan akan berimbas pada pertumbuhan bisnis perusahaan.
     Banyak perusahaan berkeyakinan bahwa pendapatan, gaji atau salary merupakan faktor utama yang mempengaruhi kepuasan karyawan. Sehingga ketika perusahaan merasa sudah memberikan gaji yang cukup, ia merasa bahwa karyawannya sudah puas. Sebenarnya kepuasan kerja karyawan tidak mutlak dipengaruhi oleh gaji semata. Banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, diantaranya adalah kesesuaian pekerjaan, kebijakan organisasi termasuk kesempatan untuk berkembang, lingkungan kerja dan perilaku atasan.
     Untuk lebih meyakini bahwa kesempatan berkembang merupakan faktor utama bagi kepuasan kerja karyawan, kita dapat membandingkan tingkat kepuasan karyawan baru dan karyawan lama di perusahaan. Karyawan baru cenderung mempunyai tingkat kepuasan lebih tinggi dibandingkan karyawan yang masa kerjanya lebih lama. Hal ini dikarenakan, biasanya karyawan baru mendapatkan perhatian lebih dari Manajemen, terutama dari atasannya langsung. Perhatian lebih ini dikarenakan sebagai karyawan baru, tentu pihak manajemen akan menjelaskan tanggung jawab dan tugas mereka. Sehingga terjalin komunikasi antara atasan dan bawahan. Hal ini membuat mereka merasa diperhatikan dan bersemangat untuk bekerja. Bahkan tidak sedikit karyawan baru yang mendapatkan beberapa training untuk menunjang tugasnya di awal masa kerja.
     Sementara itu, karyawan lama yang sudah bekerja dalam kurun waktu tertentu, akan merasakan kejenuhan. Mereka menginginkan adanya perubahan dan tantangan baru dalam pekerjaannya. Tantangan ini mencakup baik dari sisi besarnya tanggung jawab atau mungkin jenis pekerjaan. Ketika perusahaan idak memberikan kesempatan kepada mereka untuk berkembang, hal ini akan membuat mereka demotivasi, malas bekerja dan produktivitasnya turun. Apabila perasaan ini dirasakan oleh sebagian besar karyawan lama, bisa dibayangkan betapa rendahnya tingkat produktivitas perusahaan secara keseluruhan dan bila dibiarkan perusahaan akan merugi.
     Menilik pada permasalahan tersebut, ada baiknya kita lihat pandangan Maslow dalam teori Hirarki Kebutuhan. Karena manusia memiliki banyak kebutuhan, pada waktu tertentu kebutuhan manakah yang mereka coba untuk dipenuhi. Maslow mengemukakan hierarki atau tingkatan kebutuhan yang terdiri atas dua bagian utama yaitu: 
(1) kebutuhan dasar, berada pada hierarki paling bawah, berturut-turut terdiri dari: 
      (a) kebutuhan fisiologis; 
      (b) kebutuhan akan rasa aman;
      (c) kebutuhan untuk dicintai; 
      (d) kebutuhan untuk dihargai; 
(2) kebutuhan tumbuh, yang berada di atas kebutuhan dasar, berturut-turut dari bawah terdiri dari: 
      (a) kebutuhan untuk mengetahui dan memahami; 
      (b) kebutuhan keindahan; 
      (c) kebutuhan aktualisasi diri.
      Jadi permasalahannya misal bila gaji tidak tinggi jadi mereka berkerja hanya karena merasa sudah digaji dan enggan berniat lebih dari pekerjaan mereka, Keamanan Kerja, tidak ada keamanan kerja karena dipakai transportasi luar dari perusahaan, keuntungan kerja,tidak akan adanya keuntungan kerja lagi,karena tidak ada premi perjalanan, uang lembur dan kompensasi yang lain hilang karena adanya transportasi dari luar, status pada komunitas yang lebih luas,Kontak sosial, waktu dengan keluarga, waktu untuk hobi, mungkin memang tidak bisa punya banyak waktu untuk hal tersebut, atau bila kebutuhan dasar karyawan sudah terpenuhi, tetapi penghargaan, rasa aman, dan keinginan untuk aktualisasikan diri tidak terpenuhi, hal inilah yang menyebabkan produktifitas dan motivasi karyawan berkurang.

Sumber :
http://hiukencana.wordpress.com/2010/01/01/aplikasi-teori-maslow-2/
http://id.wikipedia.org/wiki

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.